Monelo Digital Agency

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence dalam Digital Marketing

Sebagai orang yang hidup dalam zaman perkembangan teknologi, kita perlu memahami kesalahan yang kerap terjadi dalam penggunaan artificial intelligence

Artificial Intelligence dan Kesalahan Umum Penggunaannya

Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu pilar penting dalam industri pemasaran dan periklanan digital. Namun, seperti halnya dengan setiap teknologi, penggunaan AI dalam digital marketing tidaklah tanpa kesalahan. Dalam artikel Monelo kali ini, kita akan membahas beberapa kesalahan umum yang perlu diketahui oleh perusahaan agar dapat menghindari masalah dalam pemanfaatan AI dalam digital marketing.
Sebagai orang yang hidup dalam zaman perkembangan teknologi, kita perlu memahami kesalahan yang kerap terjadi dalam penggunaan artificial intelligence

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #1: Ketergantungan Berlebihan pada Konten Otomatisasi

Meskipun AI dapat menghasilkan konten dengan efisien, terlalu bergantung padanya tanpa pengawasan manusia dapat menghasilkan materi yang generik atau tidak relevan. Sebuah analogi yang disampaikan oleh Taktical.co, ketika kita terlalu banyak pada AI untuk menghasilkan konten tanpa pengawasan dapat diibaratkan seperti membiarkan balita berkeliaran di toko action figure – tentu berpotensi menjadi berantakan. 

Anda tentu tidak ingin kredibilitas brand Anda terpuruk karena AI mengarahkan bisnis Anda ke arah yang tidak diketahui. Maka, penting bagi kita untuk tetap melibatkan pengawasan manusia dalam proses operasional AI dalam memastikan konten yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemasaran.

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #2: Mengabaikan Etika dan Privasi

Alat AI dapat mengumpulkan dan menganalisis jumlah data yang sangat besar. Namun, penting untuk tetap menghormati privasi pengguna dan mematuhi regulasi perlindungan data. Kesalahan yang justru dilakukan oleh sebagian perusahaan adalah mengabaikan hak privasi pelanggan demi mendapatkan keuntungan dan menghormati hak privasi pelanggan. 

Hal tersebut umumnya dilakukan tanpa adanya persetujuan pelanggan, sehingga bisa berpotensi adanya risiko reaksi balik yang signifikan dan potensi kerusakan reputasi. Perusahaan harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan digunakan oleh alat AI mereka dikumpulkan dengan izin dan digunakan sesuai dengan kebijakan privasi yang jelas.

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #3: Mengabaikan Bias dan Diskriminasi

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Carnegie Mellon mengungkapkan sebuah realita yang buruk: perempuan tidak mendapat banyak keuntungan ketika mencari informasi pekerjaan yang ditayangkan di Google. Hal ini menunjukkan bahwa AI yang digunakan dalam mesin pencari terkadang masih menunjukkan diskriminasi.

Sistem AI hanya menunjukkan kualitasnya dalam bentuk data yang digunakan dalam pelatihannya. Untuk mencegah hasil yang diskriminatif, penting untuk memastikan keberagaman data yang digunakan dalam pelatihan AI. Perusahaan harus secara aktif memastikan bahwa data yang digunakan dalam pelatihan AI mereka mencerminkan keragaman populasi yang sebenarnya agar hasilnya tidak memihak atau diskriminatif.

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #4: Melupakan Halusinasi AI

Sebuah kasus dari chatbot AI milik Google, Bard (sekarang Gemini) memberikan informasi menarik tentang Teleskop Luar Angkasa James Webb yang mengambil “gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita.” Faktanya, para ahli dengan cepat menunjukkan bahwa foto pertama sebuah planet ekstrasurya terjadi pada tahun 2004, sehingga klaim Bard sepenuhnya salah.

Terkadang, AI dapat menghasilkan informasi yang salah atau menyesatkan, yang dikenal sebagai halusinasi. Untuk mempertahankan akurasi, perlu dilakukan pemeriksaan dan keseimbangan secara teratur. Perusahaan harus melakukan evaluasi berkala terhadap kualitas hasil yang dihasilkan oleh AI mereka untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah benar dan dapat dipercaya.

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #5: Gagal Mengenali Batasan dalam Percakapan dengan Pelanggan

Pada tahun 2016 lalu Microsoft memiliki chatbot bernama Tay, yang awalnya dipredikasi menjadi gambaran bot yang dapat berinteraksi dengan pelanggan. Tay dibuat dengan model belajar dari obrolan dengan pengguna Twitter. Sayangnya Tay justru cepat berubah menjadi ancaman online yang melontarkan omong kosong dan bernada ofensif yang dipelajari dari pengguna Twitter. 

Chatbot dan alat layanan pelanggan lainnya yang didukung oleh AI perlu dikelola dengan hati-hati untuk memastikan memberikan respons yang akurat dan membantu. Perusahaan harus memastikan bahwa chatbot mereka dilatih dengan data yang relevan dan dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan pelanggan. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan bahwa ada situasi di mana interaksi manusia menjadi lebih baik daripada interaksi dengan AI.

Kesalahan Penggunaan Artificial Intelligence #6: Mengabaikan Kreativitas Manusia

AI menghasilkan karya tulisan, gambar, video, lagu, menggunakan sejumlah besar informasi, dan banyak di antaranya mencakup karya orang lain. Mengutip Clear Voice, ada risiko yang cukup besar bahwa hasil dari AI secara tidak sengaja terlalu meniru karya orang lain. Jika hal ini terjadi, hal ini dapat menimbulkan banyak masalah hukum yang tidak perlu dan bahkan merusak reputasi brand Anda.

AI seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti, kreativitas manusia. Kampanye pemasaran yang sukses seringkali membutuhkan pemahaman nuansa yang hanya dapat diberikan oleh manusia. Perusahaan harus mengakui bahwa keberhasilan dalam pemasaran digital tidak hanya bergantung pada algoritma dan data, tetapi juga pada kecerdasan dan wawasan manusia.

Apakah Anda sudah mempertimbangkan kemungkinan penyalahgunaan Artificial Intelligence?

Kesimpulan

Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, tentu kita sebagai pengguna, perlu menjaga agar operasional AI dalam digital marketing tetap relevan dan bermanfaat bagi pelanggan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah disebutkan di atas, strategi pemasaran yang efektif dapat terbangun sehingga menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Monelo memahami bagaimana menggunakan AI dalam digital marketing dengan tepat dan bertanggung jawab. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan ini dan mengintegrasikan AI secara bijaksana dengan keahlian manusia, kami akan membantu Anda dalam memanfaatkan potensi AI secara maksimal sambil tetap menjaga standar etika dan kepercayaan pelanggan. Hubungi kami agar dapat memaksimalkan potensi terbaik bagi bisnis Anda.
Post Views: 174
Send Messages
1
Need Help?
Have you read our service? Tell me what you need!